Kali ini aku akan bahas tentang novel karya Lia Andriana yang berlatar di Indo-Korea. Numpung baru kemarin menyelesaikan membaca novel yang berisi 33 bab ini, mau sharing selagi masih fresh di otak^^
Ya, niat awalnya sih mau kaya resensi novel gitu, ya tapi mungkin versi melesetnya kali ya-curhat. Lol.
Novel ini adalah novel Lia yang pertama aku baca. Sebelumnya, aku cuma sering denger namanya aja dari temen yang suka novel-novelnya Lia.-. Kebetulan, ada tugas kelompok menganalisis novel, dan dia si temen aku yang juga menurut aku emang bandar novel (karena banyak yang suka minjem ke dia, apalagi aku._. Makasih udah ngizinin novelnya nginep lama di rumah nad, wkwk) langsung ngusulin untuk menganalisa salah satu novel karya Lia yang bertema psikolog yang katanya membahas tentang kepribadian ganda, dengan judul Khokkiri.
Psikolog, pertama denger langsung tertarik baca, tapi langsung mikir juga.. Psikolog, bakal ngerti gak ya? kepribadian ganda? Kok serem..
Saat novel udah di tangan, seperti biasanya pasti mata langsung sibuk dulu meneliti cover si buku, depan-belakang, dari judul, tulisan-tulisan yang lebih kecil dari judul, gambar cover, baca sinopsis di bagian belakang sambil mencoba mengira-ngira isi buku, dan tangan udah refleks meraba tekstur permukaan cover yang kalo diperhatikan tidak semua novel mempunyai tekstur permukaan cover yang sama. Haha.
Khokkiri. Saat membaca hangulnya yang menjadi judul di cover, langsung berfkir kira-kira artinya apa dan saat itu otak langsung menebak asal kalau artinya adalah kenangan .(sebenernya karena katanya novel ini tentang kenangan.-.) Setelah membaca novelnya, akhirnya pertanyaanku terjawab, khokkiri artinya adalah gajah. Pantes, di cover gambarnya gajah, wkwk kenapa awalnya gak kepikiran ya?-_-
Lol. Oke langsung ke inti ya. Jadi, novel yang mengambil satu kata korea sebagai judulnya alias Khokkiri yang artinya adalah Gajah. Kenapa gajah? Mungkin awalnya kalian bingung, apa nyambungnya gajah sama novel ini.
Nah, jadi Lia Andriana dalam novel ini menjadikan ‘kenangan’ sebagai keyword-nya. Lalu apa hubungannya gajah dan kenangan? Satu wawasan baru lagi dari novel ini, gajah adalah hewan dengan daya ingat yang kuat. Manusia memang bukan gajah. Jadi wajar kalau manusia punya sifat mudah lupa, kebalikan dengan gajah. Sesuatu yang diingat, apa namanya kalau bukan kenangan?
Umumnya, memang manusia akan lebih ingat pada kenangan buruk apalagi yang begitu membekas karena menorehkan luka di hatinya, sekalipun ia berusaha melupakannya. Kenangan buruk memang begitu, semakin dilupakan semakin membekas jejaknya.
Novel ini mengajarkan, menuntun kita bagaimana cara memperlakukan jejak kenangan buruk di masa lalu. Bukan dengan menginjaknya agar tak terlihat. Bukan menghindarinya dengan berpura-pura tak melihat. Bukan dengan mengumpat dan berlari berusaha tak melihat. Bukan.
Lalu apa yang harus dilakukan pada kenangan di masa lalu? Kenangan buruk yang selalu kita upayakan untuk menghindarinya, yang tanpa kita sadari justru telah membuat masalah bagi diri kita sendiri. Apa yang harus dilakukan? Hadapi. Sepahit apapun kejadian di masa lalu, sesakit apapun itu, cara menghapusnya adalah dengan menghadapinya. Kenangan, masalah, ada untuk dihadapi, bukan untuk dihindari. Semakin kita menghindarinya, semakin terlihat jelas bayang-bayangnya yang setia menghantui kita.
Ya, hal itu tergambarkan dalam kisah di novel ini. Seorang gadis bernama Della yang mempunyai kembaran bernama Becca. Ia mempunyai kenangan buruk saat remaja. Kenangan buruk yang juga menyangkut harga dirinya. Orang tua yang seharusnya bisa menjadi sandaran justru menjadi penyebab lukanya. Keluarga yang broken home, juga menjadi pemicunya. Saat dirinya berada dalam ketidakstabilan dan merasa tak mampu menghadapi masalahnya, sebuah alter muncul dalam dirinya, menggantikannya menghadapi masalah. Saat Becca meninggal dalam kecelakaan yang juga melibatkan dirinya, ia menjadi benar-benar sendiri. Saat dirinya dalam keadaan labil, ingatannya menghidupkan Becca dalam dirinya. Tubuh Della, kini tak hanya diisi satu jiwa, ia berkepribadian ganda. Bahkan lebih dari dua jiwa.
Di samping itu, hidupnya terus berjalan dengan jiwa yang keluar bergantian. Kehilangan waktu adalah hal yang sering mereka alami, dalam tubuhnya sendiri. Orang-orang disekitarnya mulanya ragu, namun tak terlalu ambil pusing dengan kepribadian yang seringkali berubah. Terutama Richard-tunangan Della, yang berprofesi sebagai dokter. Ia hanya menduga berubahnya sikap seseorang adalah karena mood saja, dan menurutnya itu wajar.
Bagaimana dengan Becca? Dengan tubuh Della, ia juga memiliki kisah sendiri. Hobinya menulis curhatan di blog menghantarkannya bertemu bos di kantornya sendiri, Adriel. Adriel adalah pemuda keturunan Korea yang akhirnya menjalin kisah dengan Becca.
Kedua pasangan ini menjalani kisahya masing-masing tanpa hambatan dan saling melengkapi. Tapi..
Kemudian, novel ini mengungkap satu kenyataan. Adriel adalah adik tiri Richard. Hubungan darah ini akhirnya membuat mereka bertemu dan pada saat itulah keduanya menyadari ada hal yang tidak wajar pada diri pasangannya. Pasangannya yang ternyata ada dalam tubuh yang sama, walaupun jelas berkebalikan sifatnya. Keduanya diambang kebingungan dan kegelisahan, karena mereka tau pada akhirnya hanya akan ada satu pasangan yang bertahan.
Dan pada akhirnya...
Kalian harus baca sendiri novelnya^^ Kalau aku kasih tau akhirnya, kalian nanti gak penasaran lagi. Eh tapi novel ini udah beberapa tahun lalu terbitnya, jadi mungkin banyak diantara kalian udah baca. Hehe
Pokoknya aku salut sama Lia, bener-bener pinter mengemas cerita yang terlihat cukup rumit menjadi sebuah bacaan yang apik dan mudah di cerna sekalipun kita awam dalam bidang Psikolog.
Satu kata deh buat novel ini: Jjang! ~^^~