Minggu, 30 November 2014

Apa itu CERMIN (drabble) ?



Yuk, Mulai Ber-CERMIN

Kamu suka menulis? Kamu pingin jadi penulis? Kamu sering nulis tapi masih urung selesai? Nah, kamu harus coba ini..
CERMIN!

Cermin (Cerita Mini) atau yang sering kita kenal dengan nama keren drabble merupakan cerita singkat yang terdiri dari 100-200 kata saja. Untuk bagaimana spesifikasinya, jujur, cermin itu bermacam-macam, ada yang kejadian satu scene, ada yang mirip monolog, pokoknya sepinternya kita aja deh hehe

Seringkali kita kesel  kalau tulisan gak kelar dan pada akhirnya menggunung diantara sekian docs yang juga gak tuntas-tuntas. Padahal di ide, kita udah tau banget akhirnya bakal gimana dan plot yang ada, kita udah tahu garis besarnya. Tapi, as always,  pas kesepuluh jari udah bertengger di keyboard, kita seakan terserang writer’s block.  

Eh, tapi gak apa-apa. Denger-denger, banyak penulis yang awalnya juga hobi menumpuk cerita-tak-tertuntaskan, dan jangan salah, tulisan-tulisan tak-tertuntaskan itu kelak yang menjadi ide menyambung yang hanya perlu di remake atau diteruskan. 

Kalau mau contoh, em.. Penulis fenomenal Dee Lestari! Katanya, naskah Perahu Kertas (yang baru 33 bab waktu itu) sudah sebelas tahun bersarang di komputernya (sejak dia kuliah) sebelum naskah itu booming dan sampai di adopsi menjadi film dengan judul yang sama. Dan buku terbarunya: Filosofi Kopi (Kumpulan Cerpen dan Prosa Satu ‘DEKADE’ Dee). Kalian pasti udah denger kan, seberapa Wah-nya Filkop yang tahun depan akan dirilis filmnya, yang pembuatan filmnya ikut menyertakan audience dan akan menggaet 2 audience beruntung untuk ikut duduk dibelakang sutradara, mereka bakal ikut nge-direct filmnya! Oke, itu.. keren.

Balik lagi, jadi intinya, teruslah menulis biar pun satu file cuma jadi separagraf, atauh bahkan, sekalimat (semangat!).

Dan untuk mengasah kemampuan kita dan memuaskan diri dengan terselesaikannya tulisan..
Kalian bisa mulai dari menjadi penulis CERMIN! Cuma 100-200 kata, lebih singkat dari cerpen, dan pastinya lebih mudah untuk mencapai predikat: SELESAI. Karena karya yang baik adalah karya yang selesai.

Saran membuat cermin: Coba baca-baca dulu contoh cermin, agar memudahkan kita saat mengolah ide.
So, Keep writing!  (contoh CERMIN: Obor Runcing, klik disini)

PS : Projek Mading ^^

Cermin / Drabble : Obor Runcing



Obor Runcing
(N Seoul Tower)

Menjulang kontraslah ia, anehnya malah sangat indah..
Teringat realitas serupa yang Kontras, namun sayangnya Positif tidak tepat.  Tapi inilah.. ujungnya aku harus kembali menepi dalam ruang persembunyian. Simpulnya aku mesti bertuli di tengah keramaian. Kendati mataku seribu persen  anti-cacat, aku berakting meraba dalam kegelapan yang suka rela kureka.
Benar, gelap.
Tatkala langkah kakiku menyeret ke arah sang obor raksasa. Mengemis cahaya di malam, mengakomodasikan mata, penuh. Mengulas senyum kepuasan setelah percaya selalu akan ada cahaya yang mengikis kegelapan..
Warnanya berubahlah seenaknya, tidak ilegal, justru ajaibnya memanjakan mata..
Tidak, jangan samakan dia dengan dia yang kusorot. Kulitnya berubahlah ia, aku bangun, dan yang semu menjadi jelas. Ia koalisi yang tepat, itu semu. Ialah berkas hilang yang kelak menyempurnakan bagian arsipku yang berjudul kehidupan, juga semu. Urung aku mengiyakan spekulasi nurani yang menyatakan dirinya sang penoreh tinta hitam, untukku, yang terpaksa lagi memborgol  diri di gua semesta.
Tepat, gua semesta.
Tatkala ragaku menuntun menemui sang obor multi-cahaya. Menikmati diri yang dijamah sorotan warna-warni cahaya sekalipun terhalang kaca. Setidaknya, ini penemuan paradigma baru. Obor runcing yang mencakar langit itu menyiratkan kisahnya dengan segala kepercaya-dirian, tegak berdiri sendiri, mampu mentransformasikan kelamnya gua semesta menjadi tampak bersahaja..

Senin, 03 November 2014

[Review] Film Maleficent


Tentunya kita tak asing dengan dongeng Putri Aurora yang dijuluki sebagai Putri Tidur. Tapi, sejauh manakah kita tahu cerita itu? Yang kita tahu adalah Kisah Putri Aurora yang dikutuk oleh seorang penyihir jahat sehingga sang putri tertidur seperti orang mati dan hanya true love kiss-lah yang akan bisa membebaskan kutukan tersebut. Dengan poin: Putri Aurora yang baik dan sang Penyihir yang kelewat kejam.

Tapi pernahkah kita melihat dari sisi sang penyihir? Apa yang melatarbelakangi sikapnya yang begitu kejam? Dalam film Maleficent inilah kita akan melihat kisah Putri Tidur dari sudut pandang yang berbeda, sudut pandang seseorang dimana image kejam dan keji seperti permen karet yang melekat padanya, seseorang yang dikenal bernama: Maleficent.
Review:
Suatu ketika, ada dua Kerajaan bertetangga yang sangat bermusuhan. Saking besarnya perselisihan antara mereka, dikatakan bahwa hanya pahlawan hebat atau penjahat mengerikan yang bisa menyatukan mereka.

Kerajaan pertama, dimana para manusia biasa hidup dengan dipimpin oleh seorang Raja sombong dan serakah. Mereka dengki terhadap kekayaan dan keindahan kerajaan tetangga mereka. Sedangkan kerajaan satunya, yaitu Moors, kerajaan dimana para makhluk indah, aneh dengan kebiasaan hidup yang aneh pula, dan mereka tak butuh raja atau ratu. Namun mereka hidup dengan kepercayaan satu sama lain. Di kerajaan itulah hidup seorang peri yang tampak seperti gadis belia biasa, kecuali sayap besar dipunggungnya. Ia 

manis, ceria, ramah, suka menolong, bijaksana, dan tentunya baik hati, ia bernama: Maleficent.


Suatu hari, Maleficent mendengar kabar bahwa ada manusia yang ada di kolam permata di lingkungan kerajaannya. Maleficent pun dengan segera menemui manusia itu yang ternyata telah mencuri sebuah permata. Maleficent akhirnya menyuruh lelaki yang tampak seusianya itu untuk mengembalikan permata itu. Setelah kejadian itu, mereka berkenalan. Stefan, lelaki itu, sering mengunjungi Maleficent. Mereka pun bersahabat dan seiring berjalannya waktu, timbul perasaan lebih. Tepat diusianya yang ke 16, Stefan memberikan hadiah yang Maleficent kira merupakan True Love Kiss.

Tahun beranganti tahun, mereka pun sudah tumbuh dewasa. Tapi selama itu pula Stefan tidak lagi mengunjunginya karena ambisinya untuk hidup bersama manusia lainnya.

Di kerajaan manusia itulah Stefan berada. Sang raja yang sakit akibat kalah melawan kerajaan Moors karena rencananya untuk mengambil kekayaan kerajaan tetangganya itu dengan jalan perang. Sang raja memberikan wasiatnya, siapa yang dapat membunuh Maleficent—yang telah menyerangnya dalam medan perang—maka dialah yang akan menjadi raja yang akan menggantikannya sekaligus menjadi suami untuk putrinya.

Stefan yang ambisius itupun menyusun rencana. Ia kembali ke Moors untuk menemui Maleficent. Maleficent yang pada dasarnya memang baik hati itupun luluh dan memaafkan Stefan yang sudah lama tak mengunjunginya. Sampai malam hari tiba, Stefan memberikan minuman yang membuat Maleficent terlelap. Stefan mengeluarkan pedangnya, berniat membunuh Maleficent, tapi ia tak bisa. Akhirnya ia mengeluarkan sebuah senjata dan  merenggut sayap Maleficent.

Pagi harinya, Maleficent terbangun dan langsung merasakan sakit yang amat sangat menjalari tubuhnya. Saat ia menoleh, sayap indahnya sudah lenyap. Maleficent pun menangis sejadi-jadinya, sementara Stefan membawa sayap Malefiicent untuk dijadikan bukti pada raja, bahwa ia telah membunuhnya. Dengan begitu, Stefan pun langsung diangkat menajdi raja setelah sang raja sebelumnya wafat.

Sejak itulah, Maleficent yang dulunya penuh aura baik berubah. Kini Maleficent menggunakan penutup kepala yang membuatnya semakin tampak kejam. Bahkan para makhluk di Moors yang dulunya berteman baik dengannya pun kini sudah takut dan hanya bisa tunduk atau bahkan menghindarinya.

Suatu saat, Maleficent mendengar kabar bahwa kerajaan yang sudah dipimpin Stefan itu sedang heboh karena kelahiran seorang putri. Di hari dimana sang bayi akan diberi pemberkatan, Maleficent datang membuat gempar seluruh rakyat dalam istana. Disitulah saat dimana Maleficent memberikan kutukan sebagai hadiah untuk sang bayi, Aurora. Kutukan abadi yang akan menjadikan Aurora tidur seperti orang mati jika tangannya tertusuk jarum pintal sebelum usia ke 16 dan hanya true-love-kiss yang bisa mematahkannya.



Itulah bagaimana kisah Putri Aurora yang kita kenal dimulai. Raja yang begitu khawatir akan keselamatan putrinya pun mengasingkan putrinya ke negeri antah berantah dengan didampingi 3 peri yang bertransformasi menjadi penjaga anak yatim piatu. Aurora pun tumbuh tanpa lepas dari pengawasan Maleficent. Maleficent mencoba membenci Aurora dan selalu memanggilnya ‘jelek’. Tetapi, Maleficent yang masih memiliki nurani tak pernah bisa tega untuk kejam pada Aurora. Bahkan ia selalu menjadi penolong Aurora. Apalagi sikap Aurora yang ceria, ramah, baik hati seolah-olah mengingatkannya pada dirinya yang dulu. Dan Aurora yang memanggilnya ‘Ibu Peri’ tanpa tahu ialah penyihir kejam yang mengutuknya.

Maleficent pun menyesal dan  mencoba menarik kembali kutukan yang penah ia lontarkan dulu, tapi sayangnya, ucapannya yang menyatakan kutukan itu tidak akan bisa dipatahkan oleh kekuatan sebesar apapun itu benar-benar terjadi. Kekuatan Maleficent pun termasuk kekuatan yang tidak bisa ia patahkan.


Lalu apakah yang akan dilakukan Maleficent untuk Aurora? Akankah Aurora mengetahui bahwa Maleficent adalah penyihir dan bukan bukan ibu peri seperti dugaannya? Bagaimana perasaan Maleficent jika saja Aurora pun pada akhirnya meninggalkannya karena kecewa? Akankah kutukan itu terjadi ataupun dapat dipatahkan?

Tonton kisahnya dalam film Maleficent!

Film ini keren banget deh! :D

Kita jadi tau, semua orang itu berlaku baik ataupun kejam, pasti ada alasannya. Walaupun pada dasarnya semua orang itu gak ada yang nuraninya buruk. Juga, bagaimana kebencian dan dendam bisa merubah kita jadi suram dan menyeramkan. So, kita gak boleh larut dalam perasaan benci dan dendam, karena pada akhirnya kita hanya akan menelan pahit rasa penyesalan. Emm.. apa lagi ya? Pokoknya banyak banget hikmah yang bisa diambil deh:’


Minggu, 02 November 2014

[Sumpah Pemuda] Kamilah Tonggak Negeri ini! (ver.1)



Kamilah Tonggak Negeri ini!

Kita adalah sebuah tonggak yang bertugas mengokohkan negeri ini..
Kitalah yang disebut-sebut generasi penerus dimana para tokoh terdahulu mengamanatkan sisa perjuangannya untuk dilanjutkan.
Kita yang dianggap ‘juru kunci’ gemilangnya masa depan bangsa.
Kita yang katanya wadah bagi banyak orang untuk menaruh segudang harapannya, karena kitalah para calon pemimpin bangsa.
Itulah kita dan segala hal yang menghinggapi  bahu kita.
Kita... Pemuda-pemudi Indonesia.

Sebuah tonggak yang kokoh merupakan salah satu kriteria kemajuan suatu bangsa. Tonggak yang kokoh tidak akan mudah terhempas oleh segala ancaman dan serangan yang datang. Itulah sebagaimana seharusnya para pemuda-pemudi Indonesia dapat menjadi tonggak yang kokoh bagi negeri ini. Hal ini bisa ditunjang dengan ditumbuhkannya rasa cinta terhadap tanah air.
“Jangan tanya apa yang dapat diberikan negerimu—tanyalah apa yang dapat kauberikan pada negerimu…” Jargon terkenal dari John F. Kennedy yang sarat makna itu—sekali lagi—akan memberi sentilan bagi para tonggak bangsa ini. Disinilah poinnya, dimana sikap kecintaan kita dipertanyakan. Karena jika benar cinta, kita tentunya sudah melakukan banyak hal untuk negeri ini.
Lantas, sebagai pelajar, apa yang bisa kita lakukan untuk negeri ini? Kita bukan lagi di era perjuangan bersifat kedaerahan dimana senjatalah yang diangkat tinggi-tinggi. Kita sebagai orang modern yang akan memimpin sebuah perubahan. Jadi, saat ini bukanlah senjata yang menjadi alat perjuangan, tapi mental inlander (orang terjajah) yang harus dihapuskan.
Dimulai dari hal yang sering kali disepelekan oleh kaum pelajar, yakni, budaya contek-mencontek. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa mental kita masih mental orang terjajah yang tak bisa melakukan apa-apa, penuh keputusasaan dan kepasrahan dengan keadaan, sekalipun berusaha, kita berusaha dengan cara yang salah.
Tanpa kita sadari, dengan mencontek kita telah menekan potensi diri kita untuk tidak berkembang. Kita pada akhirnya akan terbiasa diberi suapan, dan jika suatu saat kita terhalang untuk mendapatkan suapan itu, segala cara akan kita tembus untuk mendapatkannya (tak peduli baik buruk jalan yang kita ambil). Bukankah itu terdengar lebih menyeramkan ketika sebuah tonggak yang seharusnya menopang justru menjadi ancaman yang kelak menghantam negerinya sendiri?
Jadi, mulai dari sekarang, yakinkan diri kita bisa berdiri sendiri tanpa mencuri hasil orang lain. Perangi mindset ketidakperyaca diri-an dan ketidakbisaan yang masih bersemayam dalam diri kita. Alirkanlah selalu aura positif, dimana kita optimis dan percaya kita bisa dengan segala kemampuan kita sendiri.
Karena tak ada kata terlambat untuk perubahan, marilah kita ikrarkan sebuah janji, bahwa Kamilah tonggak negeri ini! Kami siap mengokohkan, bukan menghancurkan!

PS:  Projek mading sekolah nih hehehe, semoga responnya bagus ya._.