Senin, 03 November 2014

[Review] Film Maleficent


Tentunya kita tak asing dengan dongeng Putri Aurora yang dijuluki sebagai Putri Tidur. Tapi, sejauh manakah kita tahu cerita itu? Yang kita tahu adalah Kisah Putri Aurora yang dikutuk oleh seorang penyihir jahat sehingga sang putri tertidur seperti orang mati dan hanya true love kiss-lah yang akan bisa membebaskan kutukan tersebut. Dengan poin: Putri Aurora yang baik dan sang Penyihir yang kelewat kejam.

Tapi pernahkah kita melihat dari sisi sang penyihir? Apa yang melatarbelakangi sikapnya yang begitu kejam? Dalam film Maleficent inilah kita akan melihat kisah Putri Tidur dari sudut pandang yang berbeda, sudut pandang seseorang dimana image kejam dan keji seperti permen karet yang melekat padanya, seseorang yang dikenal bernama: Maleficent.
Review:
Suatu ketika, ada dua Kerajaan bertetangga yang sangat bermusuhan. Saking besarnya perselisihan antara mereka, dikatakan bahwa hanya pahlawan hebat atau penjahat mengerikan yang bisa menyatukan mereka.

Kerajaan pertama, dimana para manusia biasa hidup dengan dipimpin oleh seorang Raja sombong dan serakah. Mereka dengki terhadap kekayaan dan keindahan kerajaan tetangga mereka. Sedangkan kerajaan satunya, yaitu Moors, kerajaan dimana para makhluk indah, aneh dengan kebiasaan hidup yang aneh pula, dan mereka tak butuh raja atau ratu. Namun mereka hidup dengan kepercayaan satu sama lain. Di kerajaan itulah hidup seorang peri yang tampak seperti gadis belia biasa, kecuali sayap besar dipunggungnya. Ia 

manis, ceria, ramah, suka menolong, bijaksana, dan tentunya baik hati, ia bernama: Maleficent.


Suatu hari, Maleficent mendengar kabar bahwa ada manusia yang ada di kolam permata di lingkungan kerajaannya. Maleficent pun dengan segera menemui manusia itu yang ternyata telah mencuri sebuah permata. Maleficent akhirnya menyuruh lelaki yang tampak seusianya itu untuk mengembalikan permata itu. Setelah kejadian itu, mereka berkenalan. Stefan, lelaki itu, sering mengunjungi Maleficent. Mereka pun bersahabat dan seiring berjalannya waktu, timbul perasaan lebih. Tepat diusianya yang ke 16, Stefan memberikan hadiah yang Maleficent kira merupakan True Love Kiss.

Tahun beranganti tahun, mereka pun sudah tumbuh dewasa. Tapi selama itu pula Stefan tidak lagi mengunjunginya karena ambisinya untuk hidup bersama manusia lainnya.

Di kerajaan manusia itulah Stefan berada. Sang raja yang sakit akibat kalah melawan kerajaan Moors karena rencananya untuk mengambil kekayaan kerajaan tetangganya itu dengan jalan perang. Sang raja memberikan wasiatnya, siapa yang dapat membunuh Maleficent—yang telah menyerangnya dalam medan perang—maka dialah yang akan menjadi raja yang akan menggantikannya sekaligus menjadi suami untuk putrinya.

Stefan yang ambisius itupun menyusun rencana. Ia kembali ke Moors untuk menemui Maleficent. Maleficent yang pada dasarnya memang baik hati itupun luluh dan memaafkan Stefan yang sudah lama tak mengunjunginya. Sampai malam hari tiba, Stefan memberikan minuman yang membuat Maleficent terlelap. Stefan mengeluarkan pedangnya, berniat membunuh Maleficent, tapi ia tak bisa. Akhirnya ia mengeluarkan sebuah senjata dan  merenggut sayap Maleficent.

Pagi harinya, Maleficent terbangun dan langsung merasakan sakit yang amat sangat menjalari tubuhnya. Saat ia menoleh, sayap indahnya sudah lenyap. Maleficent pun menangis sejadi-jadinya, sementara Stefan membawa sayap Malefiicent untuk dijadikan bukti pada raja, bahwa ia telah membunuhnya. Dengan begitu, Stefan pun langsung diangkat menajdi raja setelah sang raja sebelumnya wafat.

Sejak itulah, Maleficent yang dulunya penuh aura baik berubah. Kini Maleficent menggunakan penutup kepala yang membuatnya semakin tampak kejam. Bahkan para makhluk di Moors yang dulunya berteman baik dengannya pun kini sudah takut dan hanya bisa tunduk atau bahkan menghindarinya.

Suatu saat, Maleficent mendengar kabar bahwa kerajaan yang sudah dipimpin Stefan itu sedang heboh karena kelahiran seorang putri. Di hari dimana sang bayi akan diberi pemberkatan, Maleficent datang membuat gempar seluruh rakyat dalam istana. Disitulah saat dimana Maleficent memberikan kutukan sebagai hadiah untuk sang bayi, Aurora. Kutukan abadi yang akan menjadikan Aurora tidur seperti orang mati jika tangannya tertusuk jarum pintal sebelum usia ke 16 dan hanya true-love-kiss yang bisa mematahkannya.



Itulah bagaimana kisah Putri Aurora yang kita kenal dimulai. Raja yang begitu khawatir akan keselamatan putrinya pun mengasingkan putrinya ke negeri antah berantah dengan didampingi 3 peri yang bertransformasi menjadi penjaga anak yatim piatu. Aurora pun tumbuh tanpa lepas dari pengawasan Maleficent. Maleficent mencoba membenci Aurora dan selalu memanggilnya ‘jelek’. Tetapi, Maleficent yang masih memiliki nurani tak pernah bisa tega untuk kejam pada Aurora. Bahkan ia selalu menjadi penolong Aurora. Apalagi sikap Aurora yang ceria, ramah, baik hati seolah-olah mengingatkannya pada dirinya yang dulu. Dan Aurora yang memanggilnya ‘Ibu Peri’ tanpa tahu ialah penyihir kejam yang mengutuknya.

Maleficent pun menyesal dan  mencoba menarik kembali kutukan yang penah ia lontarkan dulu, tapi sayangnya, ucapannya yang menyatakan kutukan itu tidak akan bisa dipatahkan oleh kekuatan sebesar apapun itu benar-benar terjadi. Kekuatan Maleficent pun termasuk kekuatan yang tidak bisa ia patahkan.


Lalu apakah yang akan dilakukan Maleficent untuk Aurora? Akankah Aurora mengetahui bahwa Maleficent adalah penyihir dan bukan bukan ibu peri seperti dugaannya? Bagaimana perasaan Maleficent jika saja Aurora pun pada akhirnya meninggalkannya karena kecewa? Akankah kutukan itu terjadi ataupun dapat dipatahkan?

Tonton kisahnya dalam film Maleficent!

Film ini keren banget deh! :D

Kita jadi tau, semua orang itu berlaku baik ataupun kejam, pasti ada alasannya. Walaupun pada dasarnya semua orang itu gak ada yang nuraninya buruk. Juga, bagaimana kebencian dan dendam bisa merubah kita jadi suram dan menyeramkan. So, kita gak boleh larut dalam perasaan benci dan dendam, karena pada akhirnya kita hanya akan menelan pahit rasa penyesalan. Emm.. apa lagi ya? Pokoknya banyak banget hikmah yang bisa diambil deh:’


Tidak ada komentar:

Posting Komentar