Minggu, 27 Januari 2013

Puisi Pendidikan: 'Harapan Yang Kandas'

Readers, kali ini bukan tentang Korea eem tapi tentang negara kita, negara Indonesia berikut Anak bangsa dan Rakyat yang bernaung di dalamnya :D
Apa itu? Yap, Panda mau share puisi tentang pendidikan. Waktu bikin puisi ini sebenernya di kejar waktu, soalnya mau buat ditampilin sama temen di acara perpisahan kakak kelas, alhasil puisi ini ga terlalu maksimal mungkin._. Saking terburu burunya, sampe sampe lupa ngasih judul, akhirnya di kasih judul sama pak guru deh;) Makasih pak.

Puisi yang berisi kerisauan seputar anak bangsa dan pendidikan ini, semoga bisa membuka pikiran kita juga sebagai anak bangsa kalau kita yang masih bisa sekolah harus wajib kudu bersyukur.

Karena tampa kita sadari, di sekitar kita, di sekeliling kita, di berbagai pelosok negeri ini, masih banyak anak bangsa yang belum beruntung juga belum berkesempatan untuk duduk di salah satu bangku sekolah, belum berkesempatan menulis di papan tulis, belum berkesempatan tampil di depan kelas, belum berkesempatan mengacungkan tangan bersorak ria saat guru mengadakan cerdas cermat, dan juga mereka 'belum beruntung untuk di tengok para petinggi negeri'. Dan tentunya masih banyak hal yang belum beruntung untuk mereka dapatkan.

Nah, ini dia puisinya :)

Harapan Yang Kandas

Aku berjalan menyusuri jalan setapak,
Pada sebuah pemukiman
Tempat sejumlah anak bangsa
Berteduh dari rintikan air hujan
Mencoba menghindar dari terik panasnya matahari
Tempat yang sering mereka sebut 'Rumah'

Saat aku berjalan,

Ku lihat anak bangsa
Dengan seragam kumuh yang dikena
Tanpa alas kaki yang melindungi
Membuat kakinya tak jarang terkotori cipratan lumpur di sisi jalan
Tapi semangatnya menuntut ilmu,
Seperti api yang menyala-nyala
Dan takkan pernah padam

Aku kembali berjalan, 

Sesaat ku dengar rintihan anak bangsa
"Ibu, Bapa, Aku ingin sekolah seperti mereka. Aku juga punya impian, harapan dan masa depan," rintihnya. 
Tapi apa daya, kedua orangtuanya hanya mampu diam seribu bahasa

Pemimpinku, Pemerintahku,

Apa kalian tak melihat?
Kesusahan menyelimuti anak bangsa
Apa kalian juga tak mendengar?
Rintihan anak bangsa yang haus akan pendidikan
Apa mungkin kalian terlalu sibuk?
Terlalu sibuk memanjakan harta
dan terlalu sibuk bermain dengan uang-uang kalian
Atau mungkin kalian lupa?
Tiap kali janji manis kau ucapkan
Di depan ribuan pasang mata yang menyaksikan

Tak ingatkah kalian, wahai para petinggi negara?

Anak bangsa bagian dari rakyat
Karena rakyat kalian memimpin
Karena rakyat kalian jadi pemimpin
Walau hanya satu suara dan satu kepercayaan dari tiap rakyat
Tak sadarkah kalian, 'satu' pun bermakna
Karena takkan ada 'seribu' tanpa 'satu'

Pemimpinku, Pemerintahku,

Tak sadarkah?
Rakyat telah pertaruhkan segalanya
Dari impian, harapan, hingga masa depan
Tapi apa balasan dari tiap 'satu' suara dan 'satu' kepercayaan yang rakyat pertaruhkan?
Hanya sebatas tipuan dan angan-angan yang nampak 'mustahil, jadi kenyataan

Aku hanya berharap

Suatu saat, negeri ini
Negeri yang kini padam
Kan kembali terang benderang

Cpt. HSS

Yaa, itulah puisinya, atau mungkin karena kepanjangan jadi kaya surat atau curhatan ya?.-.
Tinggalkan jejak kalian disini;)

2 komentar:

  1. terimakasih kunjungannya:)silakan kunjungi juga artikel yang lainnya.

    BalasHapus
  2. mau tanya pencipta puisinya siapa ya kak?

    BalasHapus