Rabu, 27 November 2013

Essai: Me and Korea




ME AND KOREA
Aku dan Korea. Faktanya, aku memang berada  jauh dari Negeri Ginseng itu, tapi nyatanya, keseharianku tak pernah lepas dari hal-hal yang berbau Korea. Seingatku, 4 tahun lalu adalah kali pertama  aku mulai terpikat dengan salah satu karya seni fenomenal asal negaranya, Drama Korea. Setahun kemudian, aku sudah bisa menyebut diriku sebagai Kpopers. Di tahun-tahun berikutnya, aku membiarkan diriku mengalir mengikuti apa yang ku suka itu dan tanpa sadar telah menyelami Korea lebih dalam, mempelajari bahasa dan budayanya. Ya, Korea telah memikatku. Kini aku menyadari, aku bukan sekedar Kpopers atau pecinta drama, tapi seorang Korean Addict

Menjadi seorang Korean Addict, mungkin terlihat berlebihan bagi orang-orang di sekitarku. Sebut saja yang terdekat, keluargaku. Mereka menganggap aku terlalu berlebihan dalam menyukai sesuatu, dan sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, apalagi aku sudah masuk dalam tahap kecanduan. Aku sadar itu benar. Mengutip kata-kata tokoh Enrique Kkeum dalam drama Flower Boy Next Door:”Saat kau malu dan menyembunyikan kebenaran (menyukai suatu hal), Itu awal kau kecanduan.”Ya, awalnya aku gengsi untuk mengakui telah menyukai K-drama dan sejak itu juga aku diam-diam menonton K-drama. Sekarang aku tau, itulah dimana kecanduanku berawal. Tapi aku tetap mencoba berpikir optimis, mungkin ini memang jalanku. Maksudku, lihat positifnya. Korea telah membuatku menemukan sisi lain dalam diriku, yaitu ketertarikan pada dunia jurnalistik. Dunia yang sejak kecil tak pernah ku gandrungi, tapi justru kini sudah menginjak tahun ketiga aku terjun di dalamnya. Korea membuka wawasanku lebih luas, membuka mataku lebih lebar. Tak hanya itu, aku di beri kemudahan untuk belajar hangul tanpa harus kursus dengan biaya mahal. Apa namanya kalau bukan beruntung? Pada intinya, aku ingin membuat semua waktu yang telah ku habiskan menjadi Korean Addict juga ber-fangirling selama ini bukanlah sia-sia, namun suatu keberuntungan. “do what you love and love what you do...” Rangkaian kata itu juga memotivasiku supaya kedepannya, Korea bukan sekedar menjadi hal yang ku suka, tapi juga sebagai hal yang menjadi bagian dari prioritas hidupku, mungkin pekerjaanku. Satu yang ingin ku tunjukkan pada orang-orang di sekitarku adalah: Tidak sia-sia, Aku beruntung menjadi Korean Addict!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar