Tentunya kita tak asing dengan dongeng Putri Aurora yang dijuluki sebagai Putri
Tidur. Tapi, sejauh manakah kita tahu cerita itu? Yang kita tahu adalah Kisah
Putri Aurora yang dikutuk oleh seorang penyihir jahat sehingga sang putri
tertidur seperti orang mati dan hanya true love kiss-lah yang akan bisa
membebaskan kutukan tersebut. Dengan poin: Putri Aurora yang baik dan sang
Penyihir yang kelewat kejam.
Tapi pernahkah kita melihat dari sisi sang penyihir? Apa yang
melatarbelakangi sikapnya yang begitu kejam? Dalam film Maleficent inilah kita
akan melihat kisah Putri Tidur dari sudut pandang yang berbeda, sudut pandang
seseorang dimana image kejam dan keji
seperti permen karet yang melekat padanya, seseorang yang dikenal bernama:
Maleficent.
Review:
Suatu ketika, ada dua Kerajaan
bertetangga yang sangat bermusuhan. Saking besarnya perselisihan antara mereka,
dikatakan bahwa hanya pahlawan hebat
atau penjahat mengerikan yang bisa menyatukan mereka.
Kerajaan pertama, dimana para manusia biasa hidup dengan dipimpin oleh
seorang Raja sombong dan serakah. Mereka dengki terhadap kekayaan dan keindahan
kerajaan tetangga mereka. Sedangkan kerajaan satunya, yaitu Moors, kerajaan
dimana para makhluk indah, aneh dengan kebiasaan hidup yang aneh pula, dan
mereka tak butuh raja atau ratu. Namun mereka hidup dengan kepercayaan satu
sama lain. Di kerajaan itulah hidup seorang peri yang tampak seperti gadis
belia biasa, kecuali sayap besar dipunggungnya. Ia
manis, ceria, ramah, suka menolong,
bijaksana, dan tentunya baik hati, ia bernama:
Maleficent.
Suatu hari, Maleficent mendengar kabar bahwa ada manusia yang ada di kolam
permata di lingkungan kerajaannya. Maleficent pun dengan segera menemui manusia
itu yang ternyata telah mencuri sebuah permata. Maleficent akhirnya menyuruh
lelaki yang tampak seusianya itu untuk mengembalikan permata itu. Setelah
kejadian itu, mereka berkenalan. Stefan, lelaki itu, sering mengunjungi
Maleficent. Mereka pun bersahabat dan seiring berjalannya waktu, timbul
perasaan lebih. Tepat diusianya yang ke 16, Stefan memberikan hadiah yang
Maleficent kira merupakan True Love Kiss.
Tahun beranganti tahun, mereka pun sudah tumbuh dewasa. Tapi selama itu pula
Stefan tidak lagi mengunjunginya karena ambisinya untuk hidup bersama manusia
lainnya.
Di kerajaan manusia itulah Stefan berada. Sang raja yang sakit akibat kalah
melawan kerajaan Moors karena rencananya untuk mengambil kekayaan kerajaan
tetangganya itu dengan jalan perang. Sang raja memberikan wasiatnya, siapa yang
dapat membunuh Maleficent—yang telah menyerangnya dalam medan perang—maka
dialah yang akan menjadi raja yang akan menggantikannya sekaligus menjadi suami
untuk putrinya.
Stefan yang ambisius itupun menyusun rencana. Ia kembali ke Moors untuk
menemui Maleficent. Maleficent yang pada dasarnya memang baik hati itupun luluh
dan memaafkan Stefan yang sudah lama tak mengunjunginya. Sampai malam hari
tiba, Stefan memberikan minuman yang membuat Maleficent terlelap. Stefan
mengeluarkan pedangnya, berniat membunuh Maleficent, tapi ia tak bisa. Akhirnya
ia mengeluarkan sebuah senjata dan
merenggut sayap Maleficent.
Pagi harinya, Maleficent terbangun dan langsung merasakan sakit yang amat
sangat menjalari tubuhnya. Saat ia menoleh, sayap indahnya sudah lenyap.
Maleficent pun menangis sejadi-jadinya, sementara Stefan membawa sayap
Malefiicent untuk dijadikan bukti pada raja, bahwa ia telah membunuhnya. Dengan
begitu, Stefan pun langsung diangkat menajdi raja setelah sang raja sebelumnya
wafat.
Sejak itulah, Maleficent yang dulunya penuh aura baik berubah. Kini
Maleficent menggunakan penutup kepala yang membuatnya semakin tampak kejam.
Bahkan para makhluk di Moors yang dulunya berteman baik dengannya pun kini
sudah takut dan hanya bisa tunduk atau bahkan menghindarinya.
Suatu saat, Maleficent mendengar kabar bahwa kerajaan yang sudah dipimpin
Stefan itu sedang heboh karena kelahiran seorang putri. Di hari dimana sang
bayi akan diberi pemberkatan, Maleficent datang membuat gempar seluruh rakyat
dalam istana. Disitulah saat dimana Maleficent memberikan kutukan sebagai
hadiah untuk sang bayi, Aurora. Kutukan abadi yang akan menjadikan Aurora tidur
seperti orang mati jika tangannya tertusuk jarum pintal sebelum usia ke 16 dan
hanya true-love-kiss yang bisa mematahkannya.
Itulah bagaimana kisah Putri Aurora yang kita kenal dimulai. Raja yang
begitu khawatir akan keselamatan putrinya pun mengasingkan putrinya ke negeri
antah berantah dengan didampingi 3 peri yang bertransformasi menjadi penjaga
anak yatim piatu. Aurora pun tumbuh tanpa lepas dari pengawasan Maleficent.
Maleficent mencoba membenci Aurora dan selalu memanggilnya ‘jelek’. Tetapi,
Maleficent yang masih memiliki nurani tak pernah bisa tega untuk kejam pada
Aurora. Bahkan ia selalu menjadi penolong Aurora. Apalagi sikap Aurora yang
ceria, ramah, baik hati seolah-olah mengingatkannya pada dirinya yang dulu. Dan
Aurora yang memanggilnya ‘Ibu Peri’ tanpa tahu ialah penyihir kejam yang
mengutuknya.
Maleficent pun menyesal dan mencoba
menarik kembali kutukan yang penah ia lontarkan dulu, tapi sayangnya, ucapannya
yang menyatakan kutukan itu tidak akan bisa dipatahkan oleh kekuatan sebesar
apapun itu benar-benar terjadi. Kekuatan Maleficent pun termasuk kekuatan yang
tidak bisa ia patahkan.
Lalu apakah yang akan dilakukan Maleficent untuk Aurora? Akankah Aurora
mengetahui bahwa Maleficent adalah penyihir dan bukan bukan ibu peri seperti
dugaannya? Bagaimana perasaan Maleficent jika saja Aurora pun pada akhirnya
meninggalkannya karena kecewa? Akankah kutukan itu terjadi ataupun dapat
dipatahkan?
Tonton kisahnya dalam film Maleficent!
Film ini keren banget deh! :D
Kita jadi tau, semua orang itu berlaku baik ataupun kejam, pasti ada
alasannya. Walaupun pada dasarnya semua orang itu gak ada yang nuraninya buruk.
Juga, bagaimana kebencian dan dendam bisa merubah kita jadi suram dan
menyeramkan. So, kita gak boleh larut dalam perasaan benci dan dendam, karena
pada akhirnya kita hanya akan menelan pahit rasa penyesalan. Emm.. apa lagi ya?
Pokoknya banyak banget hikmah yang bisa diambil deh:’